Album Kegiatan
GORONTALO - Banyak yang berpendapat bahwa sosialiasi Empat Pilar Kebangsaan tidak ada bedanya dibanding Penataran Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4) era Orde Baru. Pandangan tersebut tidak terlalu keliru, tetapi materi yang disampaikan lebih aktual dan penerapannya pun lebih baik.
“Penataran dilakukan dengan massif, keras, dan indoktrinasi. Namun, setelah 20 tahun penataran, hasilnya berbeda dengan apa yang ditatarkan. Malah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme marak,” ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
“Lalu muncul gerakkan reformasi,” sambungnya dalam Sosialiasi 4 Pilar Kebangsaan, di Gedung Kasnat Lahay, Komplek Kantor Kab. Gorontalo, Gorontalo, Kamis (7/5/2015).
Di dalam era reformasi, MPR dalam melakukan sosialiasi tidak dengan metode indoktrinasi namun dialogis. Merujuk UU 17/2014, MPR diberi amanat untuk melakukan sosialiasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. MPR pun mengajak pemerintah daerah dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi memperluas jangkauan sosialiasi.
“Pada masa Presiden SBY dikeluarkan Inpres mendukung kegiatan sosialisasi. Dengan sosialiasi itulah MPR ingin mengenalkan lebih dalam tentang Indonesia. Kita bekerja sama dengan semua pihak agar kegiatan ini terus berkembang,” ujar mantan Presiden PKS ini.
Sosialiasi di Gorontalo ini, MPR bekerjasama dengan Pemkab Gorontalo, serta Lembaga Perempuan dan Keluarga Yasmin. Sebagai salah satu propinsi termuda di Indonesia, Gorontalo tergolong sebagai propinsi yang nyaris tidak memiliki sejarah konflik komunal.
Namun, bukan berarti generasi mudanya tidak perlu diingatkan kembali tentang Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Rasa nasionalisme mereka perlu tetap dipupuk dengan sejak awal diperkenalkan kepada ideologi dan falsafah bangsa dan negara.
“Kita banyak menyaksikan generasi muda yang tak memahami bahkan jauh dari nilai-nilai Pancasila. Banyak tawuran bahkan kasus narkoba dan pergaulan bebas. Makanya sosialisasi ini penting untuk membentengi generasi muda,” ujar Haiva Mappa, Ketua Lembaga Perempuan dan Keluarga Yasmin.
Sementara Kepala Kesbangpol Provinsi Gorontalo, Adrian Lahay, yang mewakili Gubernur Gorontalo, di dalam sambutannya mengatakan sosialisasi merupakan kegiatan strategis di tengah bangsa ini menghadapi berbagai persoalan. Sosialiasi ini mampu mengangkat harkat, martabat, dan sumber daya manusia masyarakat Gorontalo.
“Kita harap masyarakat bisa memahami nilai-nilai Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Semoga menumbuhkan komitmen yang kuat untuk melaksanakan nilai-nilai itu,” tambahnya.[pks.or.id]
Sumber:
https://pkscibitung.wordpress.com/2015/05/08/sosialisasi-4-pilar-buka-penataran-p4/
Hidayat Nur Wahid |
“Penataran dilakukan dengan massif, keras, dan indoktrinasi. Namun, setelah 20 tahun penataran, hasilnya berbeda dengan apa yang ditatarkan. Malah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme marak,” ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
“Lalu muncul gerakkan reformasi,” sambungnya dalam Sosialiasi 4 Pilar Kebangsaan, di Gedung Kasnat Lahay, Komplek Kantor Kab. Gorontalo, Gorontalo, Kamis (7/5/2015).
Di dalam era reformasi, MPR dalam melakukan sosialiasi tidak dengan metode indoktrinasi namun dialogis. Merujuk UU 17/2014, MPR diberi amanat untuk melakukan sosialiasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. MPR pun mengajak pemerintah daerah dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi memperluas jangkauan sosialiasi.
“Pada masa Presiden SBY dikeluarkan Inpres mendukung kegiatan sosialisasi. Dengan sosialiasi itulah MPR ingin mengenalkan lebih dalam tentang Indonesia. Kita bekerja sama dengan semua pihak agar kegiatan ini terus berkembang,” ujar mantan Presiden PKS ini.
Sosialiasi di Gorontalo ini, MPR bekerjasama dengan Pemkab Gorontalo, serta Lembaga Perempuan dan Keluarga Yasmin. Sebagai salah satu propinsi termuda di Indonesia, Gorontalo tergolong sebagai propinsi yang nyaris tidak memiliki sejarah konflik komunal.
Namun, bukan berarti generasi mudanya tidak perlu diingatkan kembali tentang Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Rasa nasionalisme mereka perlu tetap dipupuk dengan sejak awal diperkenalkan kepada ideologi dan falsafah bangsa dan negara.
“Kita banyak menyaksikan generasi muda yang tak memahami bahkan jauh dari nilai-nilai Pancasila. Banyak tawuran bahkan kasus narkoba dan pergaulan bebas. Makanya sosialisasi ini penting untuk membentengi generasi muda,” ujar Haiva Mappa, Ketua Lembaga Perempuan dan Keluarga Yasmin.
Sementara Kepala Kesbangpol Provinsi Gorontalo, Adrian Lahay, yang mewakili Gubernur Gorontalo, di dalam sambutannya mengatakan sosialisasi merupakan kegiatan strategis di tengah bangsa ini menghadapi berbagai persoalan. Sosialiasi ini mampu mengangkat harkat, martabat, dan sumber daya manusia masyarakat Gorontalo.
“Kita harap masyarakat bisa memahami nilai-nilai Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Semoga menumbuhkan komitmen yang kuat untuk melaksanakan nilai-nilai itu,” tambahnya.[pks.or.id]
Sumber:
https://pkscibitung.wordpress.com/2015/05/08/sosialisasi-4-pilar-buka-penataran-p4/
No comments:
Post a Comment