Hidayat Nur Wahid |
Dalam khotbahnya, Hidayat Nur Wahid menuturkan dihari raya Idul Adha ini kita menghidupkan kembali peristiwa yang telah dilalui oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya. "Idul Adha hari pengorbanan, hari penebusan, hari bahagia disaat Allah membalas pengorbanan Ibrahim dan Ismail dengan penebusan pahala yang sangat besar," ujarnya.
Lebih lanjut dalam khotbahnya, Hidayat Nur Wahid menuturkan dari kisah Ibrahim, kita bisa mengambil pelajaran bahwa seorang pemimpin haruslah mampu memberikan perlindungan pada rakyat yang dipimpinnya, memberikan keteladanan dalam kebaikan, membangun kedekatan dengan rakyat sehingga ketika memimpin, ia melihat dengan pandangan cinta, kasih sayang, penuh toleransi, dan perlindungan. "Ibrahim sebagai pemimpin tidak semena-mena pada anaknya atau pada yang dipimpin," ungkapnya.
Dalam memimpin Ibrahim mengedepankan dialog dan musyawarah sehingga tidak terjadi pengambilan hak dengan cara yang tidak dibenarkan oleh syariat atau undang-undang. "Ibrahim pemimpin yang baik dan benar bukan pemimpin yang merasa baik dan benar," ujarnya. "Seharusnya pemimpin itu memberikan kebaikan, kemaslahatan, sebanyak-banyaknya pada yang dipimpin," tambahnya.
Dilanjutkan dalam pesan khotbahnya, kepemimpinan itu adalah sesuatu yang nyata dan konkrit dan bisa diestafetkan. Kepemimpinan itu harus dipersiapkan dan direncanakan. "Ibrahim mengajarkan, mendidik, dan membina keturunannya untuk mewariskan kepemimpinan," ujar Hidayat Nur Wahid.
Sumber:
mpr.go.id
Senin, 12 September 2016
http://mpr.go.id/posts/wakil-ketua-mpr-menauladani-nabi-ibrahim-dalam-soal-kepemimpinan
No comments:
Post a Comment