HNW: Pahami dulu sejarah kemerdekaan |
Hal ini menurutnya penting agar umat Islam terutama generasi mudanya tidak merasa terasing di negerinya sendiri. Apalagi saat ini banyak sekali wacana-wacana, tudingan-tudingan yang banyak memojokkan umat Islam terutama kaitannya dengan Pancasila dan NKRI serta kebhinnekaan.
Fakta sejarah soal kemerdekaan Indonesia yang diraih berkat andil kalangan Islam terpelajar terutama mereka yang terhimpun dalam panitia 9 kata Hidayat tak terbantahkan.
"Keterpelajaran mereka itu membuat mereka bersama-sama walaupun dari berbagai dan beragam latar belakang. Ada yang lulusan dalam dan luar negeri, politik baik nasionalis non agama, Politik Islam, ada NU, Muhammadiyah, agama non Islam, mereka semua dengan intelektualismenya kemudian menghadirkan kebersamaan, menghadirkan tanggung jawab sejarah dengan peran serta inteletual yang agung bisa menyepakati semangat Indonesia yang merdeka yang kemudian mereka simpulkan dalam piagam Jakarta dan menyepakati Pancasila sebagai dasar negara," ujarnya di hadapan ratusan jamaah mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah, di acara Tabligh Akbar Ramadhan Fest, di UIN Syarief Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu Malam (3/6).
Warisan para founding father dan founding mothers ini, lanjut Hidayat, sangat penting untuk dipahami, dihayati dan dilanjutkan perjuangan dan semangat mereka oleh para generasi muda yang sekarang ini aktif di kampus-kampus.
Jika dikaitkan dengan Islam dan umat Islam maka ber Pancasila ber NKRI itu bagi para pendiri bangsa itu adalah bagian sejarah tak terbantahkan bahwa hadirnya Pancasila, hadirnya NKRI, mengokohkan UUD, mengokohkan keberadaan bangsa dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika itu merupakan bagia dari realitas sejarah yang tak terbantahkan dan disumbangsihkan secara sangat baik oleh tokoh-tokoh umat Islam.
Hidayat menegaskan bahwa sangat penting untuk generasi muda khususnya kalangan mahasiswa untuk bisa memahami betul bahwa ke-Indonesiaan yang ada saat ini hadir justru disebabkan kalangan yang terpelajar dan terdidik yang sekaligus mereka yang bisa menghadirkan dari keterpelajaran mereka itu tanggung jawab sejarah, tanggung jawab sosial, tanggung jawab kemasyarakatan dan tanggung jawab kenegaraan.
"Mereka tidak mengedepankan ego kelompok atau golongan. Mereka menghadirkan sebuah kesepakatan untuk membentuk masyarakat yang majemuk dan beragam menjadi satu dalam negara Indonesia," katanya.
Atas dasar itu, Hidayat berharap jika ada pihak-pihak yang sekarang selalu membuat, melempar stigma-stigma negatif anti Pancasila anti NKRI yang kebanyakan menyasar kepada umat Islam, agar mereka semakin dewasa dalam ber-Pancasila dan Ber-NKRI dengan tidak membuat stigma-stigma membelah bangsa Indonesia.
"Jika ada yang menyebut seolah-olah umat Islam anti kebhinnekaan, mereka harus memahami sejarah dengan baik. Sejarah mencatat bahwa umat Islam dahulu rela merubah tujuh kata dalam piagam Jakarta untuk demi kebhinnekaan. Kedewasaan sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar kita semua bisa bersama-sama mengisi kemerdekaan," demikian Hidayat. [san]
Sumber:
www.rmol.co
Ahad, 4 Juni 2017
http://politik.rmol.co/read/2017/06/04/294146/Ketua-Fraksi-PKS:-Tidak-Perlu-Ada-Klaim-Paling-Pancasila-Atau-Paling-NKRI-#.WTUINvWPc1R.twitter
No comments:
Post a Comment