Aher saat upacara Harlah Pancasila |
"Khawatir ada gangguan-gangguan dari luar yang kemudian melemahkan komitmen Indonesia terhadap Pancasila, maka Pancasila harus terus digelorakan, dipahami, diamalkan, dihayati, kemudian dipahami nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya," kata Aher usai dirinya menjadi Pembina Upacara dalam rangka Hari Lahir Pancasila Tingkat Provinsi Jawa Barat di halaman depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Kamis (1/6/2017).
Perlu ada jargon yang bisa mengingatkan masyarakat untuk lebih memaknai nilai Pancasila. Jargon ini penting agar masyarakat bisa dengan mudah memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
"Perlu ada jargon ya untuk supaya dengan mudah masyarakat -- anak-anak muda khususnya -- mengingat (Pancasila). Makanya jargonnya 'Saya Indonesia, Saya Pancasila'," ujar Aher.
Tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Hari Lahir Pancasila. Hal ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Untuk itu, tanggal 1 Juni ditetapkan Pemerintah sebagai Hari Libur Nasional.
Diharapkan melalui momentum Hari Lahir Pancasila ini, bisa meningkatkan komitmen bangsa terhadap Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa. Pada saat yang sama, komitmen juga lahir untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, serta menjaga nilai luhur keharmonisan bangsa melalui Bhineka Tunggal Ika.
"Bapak Presiden sudah menekankan betul bahwa kita seluruhnya harus berkomitmen dengan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara, berkomitmen dengan Undang-Undang Dasar 1945, berkomitmen dengan mempertahankan NKRI, dan berkomitmen untuk hidup harmomis dalam kebhinekaan tetapi pada saat yang sama kita adalah satu. Itulah ke-bhineka-an dan ke-ika-an kita," ungkap Aher.
Sementara itu, dalam Upacara Hari Lahir Pancasila Tingkat Provinsi Jawa Barat, dalam sambutan yang dibacakan Gubernur, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan, dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Menurut Jokowi, itulah ke-bhineka tunggal ika-an bangsa dan negara Indonesia.
Namun, Jokowi juga mengingatkan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebhinekaan Indonesia sedang diuji oleh sikap tidak toleran pengusung ideologi selain Pancasila.
"Kebhinekaan kita sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan keikaan kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila," katanya.
"Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong," lanjutnya.
Menurut Jokowi kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui radikalisme, konflik sosial, terorisme, dan perang saudara. Namun, dengan Pancasila dan UUD 1945 kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut. Bangsa ini bisa hidup rukun dan bergotong royong memajukan negeri. Bahkan dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil, dan makmur di tengah kemajemukan.
Untuk mempertahankan itu semua, Jokowi mengajak peran aktif para tokoh agama, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila.
"Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila," tukas Jokowi.
Selain itu, bentuk komitmen lain dari Pemerintah untuk menguatkan Pancasila yaitu melalui pembentukan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Unit kerja ini telah diundangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.
Bersama dengan komponen bangsa lainnya, lembaga ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Seperti pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Sumber:
www.pks.id
Kamis, 01 Juni 2017
http://pks.id/content/aher-pancasila-perlu-dipahami-dihayati-dan-diamalkan
No comments:
Post a Comment