HNW |
Hal demikian menurut Hidayat Nur Wahid berbeda dengan di Indonesia. Bangunan masjid di sini di sebut memiliki keragaman bentuk dan ornamen di tiap daerah. "Seperti Bhinneka Tunggal Ika, memiliki bentuk bangunan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama," ujarnya.
Dari bentuk keragaman bangunan ini Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa sesungguhnya Islam mampu menangkap keragaman.
Dikatakan, di masjid ummat diajarkan agar kita bertakwa, menghadirkan manusia utama. Dengan demikian maka masjid bisa melakukan koreksi atas penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi itu seperti radikalisme, terorisme, dan liberalisme serta paham yang tak sesuai.
Lebih lanjut disampaikan oleh Hidayat Nur Wahid, dari masjid kita bisa belajar hidup berjamaah. Dengan berjamaah maka kita bisa mengkoreksi perilaku menyimpang sikap individualisme. "Dari perilaku individualisme tadi bisa membuat seseorang menjadi radikal dan terorisme," ujarnya.
Dengan demikian maka masjid bisa menjadi landasan kokoh bagi masyarakat untuk menjadi benteng dari perilaku menyimpang. Diharapkan oleh Hidayat Nur Wahid, masjid jangan hanya dijadikan tempat sujud saja namun juga harus dijadikan segala kegiatan yang bermanfaat terutama untuk generasi muda dan meningkatkan sumber daya manusia.
Dirinya memprotes ketika Tiongkok menutupi masjid-masjid yang ada. Kepada mereka disampaikan justru bila masyarakat beraktivitas di masjid, masyarakat akan lebih baik. "Bila dijauhkan dengan masjid maka masyarakat akan berada di tempat-tempat yang gelap," paparnya.
Sumber:
mpr.go.id
Kamis, 04 Agustus 2016
http://mpr.go.id/posts/wakil-ketua-mpr-masjid-harus-menjadi-tempat-segala-aktivitas-untuk-meningkatkan-sdm
No comments:
Post a Comment