Wednesday, December 2, 2015

MPR Sosialisasikan 4 Pilar di Malaysia

Sosialisasi 4 pilar di Kuala Lumpur
KUALA LUMPUR - Sosialisasi 4 Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dilakukan oleh anggota MPR, tidak hanya dilakukan bagi warga negara Indonesia yang berada di dalam negeri, Warga negara Indonesia yang berada di luar negeri pun berhak untuk mendapatkan sosialisasi. Hal demikian telah dilakukan oleh MPR di Kuala Lumpur, Malaysia pada 16 November 2015.

Bertempat di Kantor KBRI di Jl. Tun Razak No. 233, Kuala Lumpur, acara sosialisasi diikuti oleh puluhan warga negara Indonesia yang berada di negeri jiran itu. Dalam acara itu yang memberi sosialisasi 4 Pilar, selain Wakil ketua MPR Oesman Sapta, juga anggota MPR lainnya seperti Abdul Kadir Karding dan Abdul Malik Haramain dari Fraksi PKB, M Idris Laena dari Fraksi Partai Golkar, Hermanto dari Fraksi PKS, Zainut Tauhid dari Fraksi PPP, Djoni Rolindrawan dari Fraksi Partai Hanura, dan Djasarmen Purba, Delis Jukarson Hehi dan Eni Sumarni yang semuanya dari anggota MPR dari Kelomnpok DPD.
Dalam kesempatan itu, Dubes Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno saat sambutan menyinggung soal kabut asap yang sempat menyelimuti Kuala Lumpur. Kabut asap itu berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. "Alhamdulillah kabut asap sudah hilang,” ujarnya pada press. “Saya sudah capek juga ditanya-tanya, kapan kabut asap hilang, kapan kabut asap hilang," tambahnya.

Dalam soal kabut asap, Oesman Sapta menimpali apa yang dikatakan Herman. Menurutnya, kabut asap sudah terjadi selama bertahun-tahun dan sudah seharusnya pemerintah memberikan solusi yang nyata untuk menyelesaikannya. "Kita diuji, jangan menyalahkan siapa,” paparnya. “Sepuluh tahun itu sudah terjadi tapi tidak pernah ada langkah-langkah untuk menyelesaikan itu," tambahnya.

Sebagai negara yang dibanjiri tenaga kerja dari Indonesia, dalam sosialisasi di negeri serumpun itu Oesman Sapta juga membahas soal TKI. Diakui bahwa hubungan kedua negara, Indonesia dan Malaysia, dari waktu ke waktu semakin membaik. Buktinya 2 TKI dibebaskan dari hukuman mati karena pendekatan diplomasi Indonesia. "Hubungan baik berkat terobosan Indonesia dalam berdiplomasi sehingga 2 orang tersebut dibebaskan," ujar Oesman Sapta.

Warga negara Indonesia yang menjadi peserta sosialisasi itu menyambut baik acara yang digelar oleh MPR. Mereka antusias saat diberi kesempatan untuk menyampaikan sejumlah pertanyaan. Terlihat mereka banyak bertanya tentang nasib tenaga kerja Indonesia hingga masalah kewarganegaraan. Salah seorang peserta, Usman, bertanya apa pengaruh pengamalan 4 pilar dengan nasib para TKI di luar negeri.

Mendapat pertanyaan demikian, Oesman Sapta langsung merespon dengan mengatakan, “pengamalan 4 Pilar adalah bagaimana anggota dewan yang di Jakarta untuk memikirkan nasib warga Indonesia yang ada di sini,” paparnya. Lebih lanjut dikatakan, untuk itu delegasi MPR hadir untuk menyerap aspirasi para TKI.

Apa yang dikatakan oleh Oesman Sapta dipertegas oleh Zainut Tauhid. Dikatakan, pengamalan 4 pilar harus dilakukan bersama dan tentunya dilakukan pemimpin agar dapat dicontoh rakyatnya. “Kalau pemimpin berbuat baik maka akan dilihat oleh rakyatnya," ujar Zainut. "Kehadiran kita di sini untuk mengingatkan kembali nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya.

Seorang peserta lainnya, seorang TKI bernama Dewi Kholifah, bertanya mengenai nasibnya. "Kenapa pemerintah Indonesia membiarkan kami dieksplorasi oleh Malaysia? Kita tidak boleh memperpanjang visa kerja," tanya Dewi.

Mendapat pertanyaan yang menyayat hati nurani itu, Politisi asal Fraksi Hanura, Djoni Rolindrawan mengatakan saat ini DPR sedang membahas RUU Ketenagakerjaan. Diharapkan melalui aturan itu, nasib TKI lebih jelas dan terjamin. Diungkapkan, saat ini sudah dilakukan revisi dan sudah ke Baleg, tinggal menunggu diparipurnakan. “Awal tahun depan disahkan. Kalau sebutannya saat itu, tenaga kerja Indonesia, nanti pekerja Indonesia luar negeri," paparnya.

Selepas melakukan Sosialisasi 4 Pilar, delegasi MPR selanjutnya melakukankunjungan kerja ke Parlemen Malaysia. Dalam kunjungan itu, Oesman Sapta bertemu dengan Presiden Dewan Negara, Tan Sri Abu Zahar Ujang.

Dalam pertemuan itu, Ujang mengatakan, Indonesia dan Malaysia merupakan negara serumpun. Oesman Sapta senang mendengar hal demikian. Dirinya mengatakan, hubungannya dengan Malaysia juga sangat dekat. Diungkapkan, ia melakukan kerja sama dengan orang-orang Malaysia.

Kesempatan itu juga digunakan oleh Wakil Ketua MPR Mahyudin yang ikut dalam pertemuan, untuk menanyakan sikap Malaysia tentang klaim China di Laut China Selatan. Mendapat pertanyaan itu, Ujang mengungkapkan belum ada posisi pasti Malaysia namun secara pribadi dirinya ingin ada perundingan terbuka dengan negara-negara yang berbatasan dengan laut tersebut. "Perlu ada perundingan di tingkat para pemimpin tinggi," ujar Ujang.

Sumber:mpr.go.id
Senin, 23 November 2015
http://mpr.go.id/posts/mpr-sosialisasikan-4-pilar-di-malaysia

No comments:

Post a Comment