HNW menerima delegasi KAMMI |
Menurut HNW, peristiwa Sumpah Pemuda yang dilakukan pada 28 Oktober 1928 merupakan sebuat komitmen tentang Keindonesiaan, satu nusa, bangsa, dan bahasa. “Kita bersyukur memiliki satu bahasa Indonesia,” ujarnya. Dirinya membandingkan dengan negara lain yang tidak memiliki bahasa persatuan.
Lebih lanjut dipaparkan, dalam Kongres II Pemuda itu diikuti oleh berbagai organisasi kedaerahan dan keagamaan. Dalam kesempatan tersebut HNW menyebut Jong Islamieten Bond (JIB). Kehadiran JIB menurut HNW sebagai koreksi atas kesalahpahaman yang membelah antara nasionalisme dan Islam.
Hubungan antara Islam dan nasionalisme itu menurut HNW juga tercermin dalam KAMMI. “Kalian juga memakai nama Muslim dan Indonesia,” ujarnya. Sebagai generasi muda, diharapkan para mahasiswa menggunakan keunggulan yang dimiliki, yakni kemampuan intelektualisme dan berorganisasi. “Intelektualisme itu sangat penting,” ujarnya. Ia mencontohkan para pelaku Kongres II Pemuda saat itu adalah orang-orang yang hebat dalam ilmu dan pendidikan. “Mereka bisa menjadi inspirasi,” paparnya. Untuk itu HNW mendorong agar generasi muda menekuni bidang masing-masing baik dalam bidang agama maupun bidang umum lainnya.
Dikatakan kepada para anggota KAMMI, sekarang bukan jamannya lagi menghadirkan mahasiswa untuk membuat pernyataan bersama dan diseragamkan apalagi keinginan itu bukan aspirasi mahasiswa.
Sumber:
www.mpr.go.id
Jum'at, 27 Oktober 2017
http://mpr.go.id/posts/hnw-dorong-kammi-gelorakan-kembali-sumpah-pemuda
No comments:
Post a Comment