HNW dan Pengurus IKADI |
Disebutkan oleh Hidayat Nur Wahid di antara tokoh perempuan hebat itu adalah Sultanah Safiatuddin dan Siti Aisyah We Tenriolle. Dipaparkan oleh Hidayat Nur Wahid, Safiatuddin adalah ratu yang memimpin Aceh di tahun 1644-1675. Dikatakan oleh Hidayat Nur Wahid, Safiatuddin selain memimpin Aceh selama 31 tahun, ia bisa menguasai banyak bahasa, seperti Arab, Portugis, dan Urdu. Sedang Siti Aisyah, ia adalah perempuan pengumpul naskah La Galigo (karya monumental kesusastraan Bugis) dan menulis dalam bahasa Bugis yang lebih mudah dipahami. “Indonesia negara yang kaya dengan ratna mutu manikam dan mereka tidak lepas dari nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa bangsa ini didirikan tidak hanya oleh para founding fathers namun juga founding mothers. Sebutan itu diungkapkan sebab dalam anggota BPUPKI ada beberapa wanita yang terlibat dalam perumusan dasar-dasar negara. “Kita harus mengakui peran perempuan dalam perjuangan bangsa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid mengatakan, acara Silaturahim Kebangsaan para dai itu ditujukan untuk mengokohkan nilai-nilai kebangsaan sebagai warga negara Indonesia. Diakui bangsa ini tengah menghadapi berbagai tantangan darurat moral yang sangat serius. Darurat moral itu disebutkan seperti maraknya peredaran narkoba, kampanye LGBT, radikalisme, dan terorisme.
Hidayat Nur Wahid menyampaikan kepada para dai nilai-nilai keumatan dan kebangsaan itu harus saling menguatkan.
Sumber:
mpr.go.id
Kamis, 21 April 2016
http://www.mpr.go.id/posts/wakil-ketua-mpr-kita-akui-perjuangan-kaum-perempuan
No comments:
Post a Comment